Georgy Zhukov

Sunday, May 29, 2016

 Georgy Zhukov


Georgy Zhukov
Georgy Zhukov - Georgy Konstantinovich Zhukov (Sirilik: Гео́ргий Константи́нович Жу́ков) (lahir di Strelkovka, Maloyaroslavets Raion, Kaluga Guberniya (sekarang Zhukovo Raion Kaluga Oblast), 1 Desember 1896 – meninggal di Moskwa, Uni Soviet, 18 Juni 1974 pada umur 77 tahun), adalah komandan militer Uni Soviet dan juga seorang politikus, dan merupakan salah seorang jenderal yang terkenal lewat jasanya yang besar di Perang Dunia II.

Terlahir dari keluarga petani di Strelkovka, Maloyaroslavets Raion, Kaluga Guberniya (sekarang Zhukovo Raion Kaluga Oblast), Zhukov kemudian hijrah ke Moskow, dan pada tahun 1915, Zhukov menjalani wajib militer di Tentara Kekaisaran Rusia. Semasa Perang Dunia I, Zhukov mendapat anugerah berupa medali penghargaan Salib Santo Georgius sebanyak dua kali dan dipromosikan pada jabatan opsir non-komisioner atas keberaniannya di medan perang. Dia kemudian bergabung dengan Partai Bolshevik tidak lama setelah terjadinya Revolusi Oktober, dan latar belakang kehidupannya yang miskin menjadi semacam aset baginya di dalam badan partai. Setelah sembuh dari tifus, dia bertempur dalam Perang Saudara Rusia dari 1918 sampai 1920, dan mendapatkan penghargaan Order of the Battle Red Banner karena berhasil membungkam pemberontakan rakyat yang dipicu oleh orang-orang non-komunis (Rusia Putih).

Pada 1923 Zhukov menjadi komandan yang mengepalai sebuah resimen, dan pada 1930, memimpin sebuah brigade. Dia sangat berhasrat dan tertarik dengan teori baru dalam pertempuran, yakni pertempuran tank (armoured warfare) dan juga terkenal karena perencanaannya yang matang, dan disiplin yang tinggi. Dia selamat dari pembunuhan besar-besaran pada masa Stalin (dalam bahasa Inggris Great Purge) yang terjadi di kalangan Tentara Merah pada 1937-1938.

Pada 1938 Zhukov ditunjuk untuk memimpin Pasukan Soviet-Mongolia Pertama, dan terlibat dalam pertempuran melawan Tentara Kwantung milik Jepang di perbatasan antara Mongolia dengan Manchukuo yang dikuasai Jepang yang berlangsung dari 1938 sampai 1939 yang dimulai dengan patroli perbatasan rutin yang dilakukan pihak Jepang, tetapi melewati perbatasan Uni Soviet, dan makin memuncak hingga terjadi perang secara besar-besaran dimana pihak Jepang mengerahkan 80.000 tentara, 180 kendaraan lapis baja dan 450 pesawat tempur.

Konflik itu mencapai puncaknya pada Pertempuran Khalkhin Gol. Zhukov meminta bala bantuan dalam skala besar, dan pada 15 Agustus 1939, dia memerintahkan serangan secara frontal pada pihak Jepang. Namun Zhukov berhasil memukul mundur dua brigade tank Jepang lewat manuver yang dinilai berani dan membuahkan hasil, lalu memerintahkan pasukannya agar maju dan mengapit musuh dari dua sisi medan pertempuran. Didukung infantri dan artileri, dua grup tempur mobil berhasil mengepung Pasukan Jepang Keenam dan berhasil merebut tempat logistik dan suplai pasukan Jepang. Alhasil, kurang dari seminggu, moral pasukan Jepang rontok dan dikalahkan dengan mudah oleh Tentara Merah.

Atas kemenangan melawan Jepang ini, Zhukov dianugerahi medali penghargaan Pahlawan Uni Soviet. Di luar Uni Soviet, pertempuran ini kurang begitu terdengar gaungnya, karena pada saat bersamaan, Perang Dunia II baru saja dimulai. Zhukov memperkenalkan metode pertempuran yang mengandalkan pasukan lapis baja gerak cepat (mobile armored troops) pada Uni Soviet maupun Sekutu Barat, tetapi tidak begitu diterima, dan sebagai konsekuensinya, Blitzkrieg yang dilancarkan oleh Jerman Nazi kepada Perancis pada 1940 tidak terelakkan dan Perancis kalah telak dalam hitungan hari.

Zhukov kemudian dipromosikan pada jabatan marsekal. Pada tahun 1940, Zhukov langsung menjadi Kepala Staf Tentara Merah pada Januari - Juli 1941 sebelum akhirnya digantikan oleh Marsekal Boris Shaposhnikov karena bertentangan dengan Stalin dalam beberapa hal.

Setelah invasi Jerman ke Uni Soviet pada Juni 1941, Zhukov tidak takut mengemukakan ketidaksetujuan maupun kritik kepada Stalin dan para petinggi militer Soviet lainnya. Alhasil, dia dilepas dari jabatannya semula dan dikirim ke Distrik Militer Leningrad untuk menyusun pertahanan kota tersebut. Dia berhasil memukul mundur laju gerakan pasukan Jerman di selatan Leningrad pada musim gugur 1941.

Pada Oktober 1941, ketika pasukan Nazi makin mendekati Moskwa, Zhukov menggantikan posisi Marsekal Semyon Timoshenko untuk memimpin pasukan di front pusat dan ditunjuk untuk mengatur pertahanan kota Moskwa. Dia jugalah yang mengatur pengiriman pasukan dari Siberia, dimana terdapat pasukan AD Soviet dalam jumlah masif. Serangan balasan Soviet yang sukses pada Desember 1941 berhasil meluluhlantakkan pasukan Jerman dan menjauhkan mereka dari ibukota Soviet.

Pada saat itu, Zhukov sangat dihargai oleh Stalin atas segala kesuksesannya di medan perang, juga atas kejujuran dan keterbukaan dalam berpendapatnya. Kesediaan Stalin untuk menerima kritik dan pendapat dari para jenderal Tentara Merah tentunya juga merupakan kontribusi yang tidak kecil sehingga dirinya, dan Uni Soviet, bisa memenangkan Perang Dunia II - bertolak belakang dengan Hitler yang kerap membungkam dan memecat jenderal yang berani memprotes rencananya, dimana hal itu juga menjadi kelemahan Hitler.

Pada 1942, Zhukov menjadi Wakil Kepala Komandan Lapangan dan dikirim ke front barat daya untuk memegang kendali atas pertahanan kota Stalingrad. Dibawah kepemimpinan Vasilievsky disana, dia memperkirakan pengepungan dan penangkapan Pasukan Jerman Keenam pada 1943 akan mengorbankan banyak jiwa manusia, mungkin mencapai 1 juta. Selama bertugas di Stalingrad, Zhukov menghabiskan banyak waktu untuk serangan-serangan yang konon tidak berhasil di Rzhev, Sychevka dan Vyazma, disebut Pelumat Daging Rzhev ("Ржевская мясорубка"). Bagaimanapun, Zhukov mengklaim bahwa segala usahanya selama di Stalingrad sukses, yang menyebabkan Stalin berpendapat soal tindakan Zhukov:

    "Berlawanan dengan klaim Zhukov, dia sama sekali tidak berkaitan dengan rencana penaklukan pasukan Jerman di Stalingrad; karena rencana tersebut dikembangkan dan mulai dijalankan pada musim dingin 1942, dan saat itu Zhukov sedang bertempur di front lain yang jauh dari Stalingrad."

Pada Januari 1943, dialah yang membuat rencana serangan guna menerobos blokade pasukan Jerman pada kota Leningrad. Zhukov juga menjadi koordinator STAVKA pada Pertempuran Kursk, Juli 1943, memainkan peranan penting dalam perencanaan pertempuran defensif Soviet dan operasi-operasi ofensif yang mencapai kesuksesan besar. Pertempuran di Kursk menjadi kekalahan besar pertama Jerman pada musim panas itu dan muncul klaim bahwa pertempuran Kursk sama menentukannya dengan pertempuran di Stalingrad.

Menyusul kegagalan Marsekal Kliment Voroshilov, Zhukov yang menggantikannya sukses mengakhiri kepungan Nazi atas kota Leningrad pada Januari 1944. Zhukov juga memimpin laju pasukan Soviet pada 1944 serta serangan terakhir pada Jerman pada 1945, merebut kota Berlin pada April 1945, dan menjadi petinggi militer Soviet pertama yang memerintah wilayah pendudukan Soviet di Jerman. Sebagai komandan militer Soviet paling berjasa pada perang melawan Nazi, Zhukov ditunjuk menjadi inspektur upacara pada Parade Kemenangan Uni Soviet di Lapangan Merah tahun 1945.

Jenderal Eisenhower, panglima tertinggi pasukan Sekutu di front Eropa Barat, adalah seorang pengagum Zhukov, dan mereka berdua mengunjungi berbagai tempat di penjuru Uni Soviet secara bersama tidak lama setelah kemenangan pihak Sekutu dan Uni Soviet atas Nazi Jerman.